Sang Pencipta dan Pemberi rezeki Yang Maha Mulia, acapkali
mendapat cacian dan cercaan dari orang-orang pandir yang tak berakal. Maka,
apalagi saya, Anda dan kita sebagai manusia yang selalu terpeleset dan salah.
Dalam hidup ini, terutama jika Anda seseorang yang selalu memberi, memperbaiki,
mempengaruhi dan berusaha membangun, maka Anda akan selalu menjumpai
kritikan-kritikan yang pedas dan pahit.
Rasulullah dihina, tetapi ia tetap cemerlang bagaikan intan
berlian,sedangkan yang menghinanya, Abu Jahal, sengsara. Demikian juga
Salman Rusdhie yang terus dilanda ketakuan dan tak bisa ke mana-mana. kakinya
lumpuh
Siapa yang menabur angin, maka ia akan menuai badai. Ada kisah
menarik.
Suatu ketika Nabi Isa AS dihina, tapi ia tetap tersenyum,
tenang, dan mantap. Tidak sedikit pun beliau menjawab dengan kata-kata kotor
dan tajam seperti dilontarkan orang yang menghina tersebut. Saat ditanya oleh
sahabatnya, "Wahai Nabi, kenapa engkau tidak menjawab dengan kata-kata
yang sama ketika engkau dihina, malah engkau membalasnya dengan kebaikan
?".
Nabi Isa AS menjawab, "Setiap orang akan menafkahkan apa
yang
dimilikinya. Kalau kita memiliki keburukan, maka yang kita
nafkahkan
adalah keburukan; kalau yang kita miliki itu kemuliaan, maka
yang kita
nafkahkan juga kata-kata mulia".
Setiap orang akan menafkahkan apa yang dimilikinya. Kalau kita
memiliki keburukan, maka yang kita nafkahkan adalah keburukan ; kalau yang kita
miliki itu kemuliaan, maka yang kita nafkahkan juga kata-kata mulia.
Sahabat, alangkah menderitanya orang-orang yang sempit hati.
Hari-harinya menjadi tidak nyaman, pikirannya menjadi keruh, dan
penuh rencana buruk. Waktu demi waktu yang dilaluinya sering kali diisi kondisi
hati yang mendidih, bergolak, penuh ketidak sukaan, terkadang kebencian, bahkan
dendam kesumat. Dia pun akan mudah tersinggung, dan kalau sudah tersinggung
seakan-akan tidak ada kata maaf. Hatinya baru terpuaskan dengan melihat orang
yang menyinggungnya menderita, sengsara,tak berdaya
Karena itu, tak heran bila menjelang tidur, otaknya
berpikir keras menyusun rencana bagaimana memuntahkan kebencian
dan rasa dendam yang ada di lubuk hatinya agar habis tandas terpuaskan pada
orang yang dibencinya.
Ingatlah bahwa hidup di dunia ini hanya satu kali.
Hanya sebentar, belum tentu panjang umur. Amat rugi kalau kita
tidak bisa menjaga suasana hati. Saudaraku, kekayaan yang sangat mahal
dalam hidup ini adalah suasana hati. Walau rumah kita sempit, tapi hati kita
lapang, maka akan terasa lapang pula hidup kita. Walau tubuh kita sakit, tapi
kalau hati kita sehat, maka hidup akan lebih tenang. Walau badan kita lemas,
tapi kalau hati tegar, maka jiwa kita insya Allah akan terasa lebih mantap.
Lalu, bagaimana caranya agar kita berhati lapang dan mampu
mengatasi perasaan-perasaan yang sempit itu ?.
Pertama, kita harus mengondisikan hati agar selalu siap untuk
dikecewakan. Hidup ini tidak akan selamanya sesuai dengan
keinginan.
Artinya, kita harus siap dengan situasi dan kondisi apapun. Kita
jangan hanya siap dengan kondisi enak saja. Kita harus siap dengan kondisi yang
paling pahit dan sulit sekalipun. Benarlah bila pepatah mengatakan: 'Sedia
payung sebelum hujan'. Artinya, hujan atau tidak hujan kita harus selalu siap.
Kedua, kalau toh ada yang mengecewakan, maka jangan terlalu
dipikirkan. Mengapa ?. Kita akan rugi oleh pikiran kita sendiri. Sudah lupakan
saja, karena yang memberi dan membagikan rezeki hanyalah Allah semata; juga
yang mengangkat derajat dan menghinakan manusia juga hanya Allah. Apa perlunya
kita pusing dengan omongan orang ?. Apalagi kalau kita tidak salah dan berada
di jalan yang benar. Biar pun orang tersebut kelelahan menghina kita, sungguh
tidak akan berkurang sedikit pun pemberian Allah
kepada kita. Kita tidak akan hina dengan cemoohan orang. Kita
hanya akan hina dengan perilaku kita sendiri.
Orang yang tidak menyukai anda, atau orang yang iri kepada anda
tidak akan pernah diam mengkritik anda, sebelum anda masuk dalam liang lahat,
menaiki tangga langit, dan berpisah dengan mereka. Adapun jika anda masih
berada ditengah-tengah mereka maka akan selalu ada perbuatan mereka yang
membuat anda bersedih dan meneteskan air mata, atau membuat anda merasa gerah
ataupun gelisah perlu diingat orang yang duduk diatas tanah di atas tak akan
pernah jatuh. Adapun mereka marah, kesal kepada anda adalah karena mungkin anda
lebih unggul dari mereka yang menghujat dari faktor kebaikan, keilmuan, tindak
tanduk atau pun harta. Jelasnya anda dimata mereka adalah orang yang berdosa
dan tidak terampuni, sampai anda melepas semua dan karunia yang diberikan Tuhan
Yang Maha Kuasa, yang ada pada diri anda. Sampai anda meninggalkan sifat
terpuji dan nilai-nilai luhur yang selama ini anda pegang teguh. Dan menjadi
orang yang bodoh seperti yang mereka inginkan. Oleh sebab itu waspadalah
terhadap apa yang mereka katakan, kuatkan jiwa untuk mendengar kritikan,
cemoohan, dan hinaan mereka! Bersikaplah seperti batu karang yang tetap berdiri
meski gelombang yang keras datang bertubi-tubi. Artinya jika anda merasa
terusik dan terpengaruh terhadap cemoohan mereka berarti anda telah meluluskan
keinginan mereka untuk mencemarkan kehidupan anda. Padahal jawaban yang terbaik
adalah dengan menjawab melalui ahlak atau kelakuan yang baik. Coba acuhkan saja
mereka dan jangan pernah tertekan atas upaya menjatuhkan anda.
Sebab suatu kritik yang menyakitkan, pada hakekatnya adalah
penghormatan untuk anda, yakni semakin tinggi derajat dan posisi yang anda
duduki maka akan semakin pedas pula kritikan itu. Kalau anda tidak berbuat
baik, atau anda hanya diam dan tidak berbuat saya jamin tidak akan ada kritikan
yang ditujukan kepada anda. Dan orang yang mengkritik anda biasanya adalah
orang yang paling perhatian kepada anda, mereka akan selalu memperhatikan
tindak-tanduk anda, mempelajari diri anda untuk mencari kelemahan anda. Yang
pasti anda akan kesulitan membungkam mulut mereka dan menahan gerakan lidah
mereka, yang kita mampu adalah mencoba mengambil sari/makna dari kritikan
tersebut dan membuang ampas dan mengubur dalam-dalam setiap kritikan yang
menjatuhkan. Ada satu hal yang bisa anda lakukan adalah dengan memperbaiki
diri, dan meluruskan kesalahan yang anda lakukan, serta meminta maaf atas
kesalahan atau kekeliruan anda, bila hal tersebut masih menjadi bahan celaan
atau cercaan maka labih baik kita diam, karena melayani kritik yang menjatuhkan
atau cercaan, cemoohan jika kita layani maka akan membuat anda lemah dan rendah
seperti mereka yang suka mencerca dan mencemoohkan anda.
Satu hal yang anda harus ingat adalah bila anda menginginkan
diterima oleh semua pihak, terhindar dari cacian dan makian adalah sesuatu yang
sulit untuk dilakukan karena kita manusia adalah sumber kesalahan dan
kekhilafan, pasti anda ketahui bahkan Tuhan yang maha sempurna pun akan
mendapat cacian, makian dari orang yang bodoh. Jadi tetap tegar dan sabar dalam
menghadapi cemoohan, cacian dan kritik yang menjatuhkan.
“Tetap Berjalan ditengah Badai Cacian dan Makian, Maka anda akan
Mencapai tujuan dengan gemilang”