Rabu, 01 Juli 2015

Bersyukur Dengan Cacian,Makian Dan Kritikan

Sang Pencipta dan Pemberi rezeki Yang Maha Mulia, acapkali mendapat cacian dan cercaan dari orang-orang pandir yang tak berakal. Maka, apalagi saya, Anda dan kita sebagai manusia yang selalu terpeleset dan salah. Dalam hidup ini, terutama jika Anda seseorang yang selalu memberi, memperbaiki, mempengaruhi dan berusaha membangun, maka Anda akan selalu menjumpai kritikan-kritikan yang pedas dan pahit.
 
Rasulullah dihina, tetapi ia tetap cemerlang bagaikan intan berlian,sedangkan yang menghinanya, Abu Jahal, sengsara. Demikian juga Salman Rusdhie yang terus dilanda ketakuan dan tak bisa ke mana-mana. kakinya lumpuh

Siapa yang menabur angin, maka ia akan menuai badai. Ada kisah menarik.

Suatu ketika Nabi Isa AS dihina, tapi ia tetap tersenyum, tenang, dan mantap. Tidak sedikit pun beliau menjawab dengan kata-kata kotor dan tajam seperti dilontarkan orang yang menghina tersebut. Saat ditanya oleh sahabatnya, "Wahai Nabi, kenapa engkau tidak menjawab dengan kata-kata yang sama ketika engkau dihina, malah engkau membalasnya dengan kebaikan ?".

Nabi Isa AS menjawab, "Setiap orang akan menafkahkan apa yang
dimilikinya. Kalau kita memiliki keburukan, maka yang kita nafkahkan
adalah keburukan; kalau yang kita miliki itu kemuliaan, maka yang kita
nafkahkan juga kata-kata mulia".

Setiap orang akan menafkahkan apa yang dimilikinya. Kalau kita memiliki keburukan, maka yang kita nafkahkan adalah keburukan ; kalau yang kita miliki itu kemuliaan, maka yang kita nafkahkan juga kata-kata mulia.

Sahabat, alangkah menderitanya orang-orang yang sempit hati.
Hari-harinya menjadi tidak nyaman, pikirannya menjadi keruh, dan penuh rencana buruk. Waktu demi waktu yang dilaluinya sering kali diisi kondisi hati yang mendidih, bergolak, penuh ketidak sukaan, terkadang kebencian, bahkan dendam kesumat. Dia pun akan mudah tersinggung, dan kalau sudah tersinggung seakan-akan tidak ada kata maaf. Hatinya baru terpuaskan dengan melihat orang yang menyinggungnya menderita, sengsara,tak berdaya

Karena itu, tak heran bila menjelang tidur, otaknya
berpikir keras menyusun rencana bagaimana memuntahkan kebencian dan rasa dendam yang ada di lubuk hatinya agar habis tandas terpuaskan pada orang yang dibencinya.

Ingatlah bahwa hidup di dunia ini hanya satu kali.
Hanya sebentar, belum tentu panjang umur. Amat rugi kalau kita tidak bisa menjaga suasana hati. Saudaraku, kekayaan yang sangat mahal dalam hidup ini adalah suasana hati. Walau rumah kita sempit, tapi hati kita lapang, maka akan terasa lapang pula hidup kita. Walau tubuh kita sakit, tapi kalau hati kita sehat, maka hidup akan lebih tenang. Walau badan kita lemas, tapi kalau hati tegar, maka jiwa kita insya Allah akan terasa lebih mantap.

Lalu, bagaimana caranya agar kita berhati lapang dan mampu mengatasi perasaan-perasaan yang sempit itu ?.

Pertama, kita harus mengondisikan hati agar selalu siap untuk
dikecewakan. Hidup ini tidak akan selamanya sesuai dengan keinginan.
Artinya, kita harus siap dengan situasi dan kondisi apapun. Kita jangan hanya siap dengan kondisi enak saja. Kita harus siap dengan kondisi yang paling pahit dan sulit sekalipun. Benarlah bila pepatah mengatakan: 'Sedia payung sebelum hujan'. Artinya, hujan atau tidak hujan kita harus selalu siap.

Kedua, kalau toh ada yang mengecewakan, maka jangan terlalu dipikirkan. Mengapa ?. Kita akan rugi oleh pikiran kita sendiri. Sudah lupakan saja, karena yang memberi dan membagikan rezeki hanyalah Allah semata; juga yang mengangkat derajat dan menghinakan manusia juga hanya Allah. Apa perlunya kita pusing dengan omongan orang ?. Apalagi kalau kita tidak salah dan berada di jalan yang benar. Biar pun orang tersebut kelelahan menghina kita, sungguh tidak akan berkurang sedikit pun pemberian Allah
kepada kita. Kita tidak akan hina dengan cemoohan orang. Kita hanya akan hina dengan perilaku kita sendiri.

Orang yang tidak menyukai anda, atau orang yang iri kepada anda tidak akan pernah diam mengkritik anda, sebelum anda masuk dalam liang lahat, menaiki tangga langit, dan berpisah dengan mereka. Adapun jika anda masih berada ditengah-tengah mereka maka akan selalu ada perbuatan mereka yang membuat anda bersedih dan meneteskan air mata, atau membuat anda merasa gerah ataupun gelisah perlu diingat orang yang duduk diatas tanah di atas tak akan pernah jatuh. Adapun mereka marah, kesal kepada anda adalah karena mungkin anda lebih unggul dari mereka yang menghujat dari faktor kebaikan, keilmuan, tindak tanduk atau pun harta. Jelasnya anda dimata mereka adalah orang yang berdosa dan tidak terampuni, sampai anda melepas semua dan karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa, yang ada pada diri anda. Sampai anda meninggalkan sifat terpuji dan nilai-nilai luhur yang selama ini anda pegang teguh. Dan menjadi orang yang bodoh seperti yang mereka inginkan. Oleh sebab itu waspadalah terhadap apa yang mereka katakan, kuatkan jiwa untuk mendengar kritikan, cemoohan, dan hinaan mereka! Bersikaplah seperti batu karang yang tetap berdiri meski gelombang yang keras datang bertubi-tubi. Artinya jika anda merasa terusik dan terpengaruh terhadap cemoohan mereka berarti anda telah meluluskan keinginan mereka untuk mencemarkan kehidupan anda. Padahal jawaban yang terbaik adalah dengan menjawab melalui ahlak atau kelakuan yang baik. Coba acuhkan saja mereka dan jangan pernah tertekan atas upaya menjatuhkan anda.

Sebab suatu kritik yang menyakitkan, pada hakekatnya adalah penghormatan untuk anda, yakni semakin tinggi derajat dan posisi yang anda duduki maka akan semakin pedas pula kritikan itu. Kalau anda tidak berbuat baik, atau anda hanya diam dan tidak berbuat saya jamin tidak akan ada kritikan yang ditujukan kepada anda. Dan orang yang mengkritik anda biasanya adalah orang yang paling perhatian kepada anda, mereka akan selalu memperhatikan tindak-tanduk anda, mempelajari diri anda untuk mencari kelemahan anda. Yang pasti anda akan kesulitan membungkam mulut mereka dan menahan gerakan lidah mereka, yang kita mampu adalah mencoba mengambil sari/makna dari kritikan tersebut dan membuang ampas dan mengubur dalam-dalam setiap kritikan yang menjatuhkan. Ada satu hal yang bisa anda lakukan adalah dengan memperbaiki diri, dan meluruskan kesalahan yang anda lakukan, serta meminta maaf atas kesalahan atau kekeliruan anda, bila hal tersebut masih menjadi bahan celaan atau cercaan maka labih baik kita diam, karena melayani kritik yang menjatuhkan atau cercaan, cemoohan jika kita layani maka akan membuat anda lemah dan rendah seperti mereka yang suka mencerca dan mencemoohkan anda.

Satu hal yang anda harus ingat adalah bila anda menginginkan diterima oleh semua pihak, terhindar dari cacian dan makian adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan karena kita manusia adalah sumber kesalahan dan kekhilafan, pasti anda ketahui bahkan Tuhan yang maha sempurna pun akan mendapat cacian, makian dari orang yang bodoh. Jadi tetap tegar dan sabar dalam menghadapi cemoohan, cacian dan kritik yang menjatuhkan.

“Tetap Berjalan ditengah Badai Cacian dan Makian, Maka anda akan Mencapai tujuan dengan gemilang”